PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN HUBUNGAN SEKSUAL BERISIKO TINGGI TERHADAP KEJADIAN INFEKSI GONORE DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
DOI:
https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.04.5Keywords:
hubungan seksual berisiko tinggi, infeksi gonore, tingkat pengetahuanAbstract
Gonore adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh bakteri diplokokus Gram negatif, Neisseria gonorrhoeae. Insiden infeksi gonore tahun 2014 di RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang (RSSA) diketahui sebanyak 60 orang dari total 399 pasien IMS. Tahun 2015, tercatat 34 orang pasien infeksi baru gonore. Kejadian ini meningkat karena beberapa faktor di antaranya adalah pengetahuan dan hubungan seksual berisiko tinggi, yang tampak saat ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan pasien IMS. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap hubungan seksual berisiko tinggi serta terhadap kejadian infeksi gonore di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Populasi adalah pasien laki-laki terinfeksi gonore yang datang ke RSSA berjumlah 93 orang dan berdasarkan formula Lemeshow didapatkan. sampel sebanyak 36 responden. Pengambilan sampel dengan metode consecutive sampling. Path analysis (analisis jalur) dilakukan untuk menemukan penjelasan mengenai pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel tingkat pengetahuan, hubungan seksual berisiko tinggi, dan infeksi gonore berdasarkan beberapa pertimbangan teoritis serta pengetahuan peneliti yang ditampilkan dalam bentuk diagram jalur yang berfungsi untuk membantu dalam melakukan konseptualisasi masalah yang kompleks dan mengenai implikasi empirik dari teori yang sedang diuji. Hasil menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan memiliki pengaruh yang signifikan dan berpengaruh positif terhadap hubungan seksual berisiko tinggi. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan terhadap hubungan seksual berisiko tinggi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap infeksi gonore, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian infeksi gonore. Serta, tingkat pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap infeksi gonore melalui hubungan seksual berisiko tinggi, dan hubungan seksual berisiko tinggi tidak berpengaruh signifikan terhadap kejadian infeksi gonore.
Â
References
Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Disease Surveillance 2016. Atlanta: U.S. Department of Health and Human Services. 2017.
Departemen Kesehatan RI. Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS. Analisis Kecenderungan Perilaku Berisiko Terhadap HIV di Indonesia. Hasil Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2013. Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2014.
Widasmara D. Epidemiologi Infeksi Menular Seksual. Infeksi Menular
Seksual. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017. Hlm. 3-9.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan dan Teori-Teori Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003.
Centers for Disease Control and Prevention. People Who have STDs are More Likely to Get HIV, When Compared to People Who Do. (Online). 2017. https://www.cdc.gov/std/hiv/stdfact-std-hiv-detailed.htm.
Niode NJ & Jayadi NN. Pencegahan dan Tatalaksana Infeksi Menular Seksual serta Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada Laki-Laki yang Berhubungan Seksual dengan Laki-Laki. MDVI. 2016; 43(3):119-23.
Suwandani R. Pengetahuan dan Sikap Berisiko Waria dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual (IMS) pada Waria di Sidoarjo. JBE. 2015; 3(1):38.
Firdaus S & Agustin H. Faktor Risiko Kejadian HIV pada Komunitas LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki) Mitra Yayasan Lantera Minangkabau Sumatera Barat. J Kesehat Komunitas. 2013; 2:94–9. doi:10.25311/jkk.vol2.iss2.52.
Fatimah S. Hubungan antara Pengetahu-an dan Sikap Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS) dengan Perilaku Pencegahan Penularan IMS di Wilayah Kerja Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak. Disertasi. Tidak diterbitkan. Pontianak: Universitas Tanjungpura. 2013.
Afriana N. Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Gonore pada Wanita Penjaja Seks Komersial di 16 Kabupaten/Kota Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Terpadu Biologi dan Perilaku 2011). Tesis. Tidak diterbitkan. Depok. 2012.
Cempaka PPR & Kardiwinata MP. Pola Hubungan Seksual dan Riwayat IMS pada Gay di Bali. Arc Com Health. 2012; 1(2):84–89.
Panenga TD, Noor MR, & Triawanti. Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual pada Siswa SMA Negeri di Banjarmasin. Jurnal Berkala Kedokteran. 2014; 1(2):95-101.