Hubungan Antara Protein EGFR( Epidermal Growth Factor Receptor ) dan ERK-1( Extracellular Signal-Regulated Protein Kinase-1 ) pada Kejadian Bibir Sumbing Ras Protomalayid di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Abstract
Bibir sumbing disebabkan oleh banyak faktor dan salah satunya adalah genetik. EGFR adalah salah satu growth factor yang mengaktifkan proliferasi sel dan ERK-1 merupakan salah satu jalur dari MAPK yang diaktifkan oleh EGFR. Sampai saat ini masih belum ada penelitian yang menjelaskan apakah ada ekspresi dari protein EGFR dan ERK-1 pada kejadian bibir sumbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anatara protein EGFR dan ERK-1 pada kejadian bibir sumbing ras Protomalayid di provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional analytic. Sampel penelitian adalah jaringan bibir sumbing hasil operasi oleh tim bedah plastik rumah sakit Saiful Anwar Malang pada kegiatan bakti sosial tanggal 3,6,7,8 dan 12 Desember 2012 di RSU Larantuka Kupang, RSU Kupang, RSU Alor Nusa Tenggara Timur yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jaringan bibir sumbing dianalisis dengan metode imunohistokimia menggunakan antibodi monoklonal EGFR dan antibodi monoklonal ERK-1. Hasil pewarnaan tersebut kemudian dipindai dan dihitung menggunakan program OlyVia. Analisis korelasi antara protein EGFR dan ERK-1 diuji dengan uji Pearson. Hasil penelitian menunjukan hubungan yang bermakna antara protein EGFR dan protein ERK-1 dengan koefisien korelasi yang cukup yaitu 0,369. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan koefisien korelasi yang cukup kuat antara ekspresi protein EGFR dan ekspresi protein ERK-1 pada kejadian bibir sumbing ras Protomalayid provinsi Nusa Tenggara Timur.
Â
Kata kunci: Bibir sumbing, Protein EGFR, Protein ERK-1.References
Thomson. Genetic in Medicine. 4th edition. Philadelphia : WB Saunders. 1986.
Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jilid 2. Jakarta: ECG. 2005.
Nurul P, Hayati RS. Perawatan Celah Bibir dan Langitan pada Anak Usia 4 Tahun. Indonesian Journal of Dentistry. 2008; 15(3): 232-238.
Murray JC. Gene/Environment cause of Cleft Lip and/or Palate. Clin Genet. 2002; 61:248–256.
Pardjianto B. Pengaruh Defisiensi Zn Kronis terhadap Kadar TGF-alpha Darah pada Kejadian Celah Bibir dan Langit-langit Non Sindromik. Disertasi. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawija-ya. 2005.
Berkorwitz S. Clefy Lip and Palate, Diag-nosis and Management. 2nd Edition. South Miami: Springer. 2006.
Prabhu S, Krishnapillai R, Jose M, Prabhu V. Etiopathogenesis of Orofacial Clefting Revisited. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology. 2012; 16(2):228-232.
Wells A. EGF Receptor. Int J Biochem Cell Biol. 1999; 31:637–643.
Stainer P, Moore GE. Genetic of Cleft Lip and Palate: Syndromic Genes Contribute to the Incidence of Non-Syndromic Cleft. Vol 13. Human Molecular Genetics. Lon-don: Institute of Reproductive and Devel-opmental Biology, Imperal College Lon-don. 2004.
Watanabe D, Yamada K, Nishina Y et al. 1994. Molecular Cloning of A Novel Ca(2+)-Binding Protein (Calmegin) Specifically Expressed During Male Meiotic Germ Cell Development. J Biol Chem. 269(10):7744–9. PMID 8126001.
Roskoski Jr. ERK1/2 MAP Kinases: Struc-ture, Function, and Regulation. Pharmacological Research. 2012; 66:105– 143.
Pearson G, Robinson F, Gibson TB, Xu B, Karandikar M, Berman K., Cobb MH. Mitogen-Activated Protein (MAP) Kinase Pathways: Regulation and Physiological Functions. Endocrine Reviews. 2001. 22(2):153–183.