Perbedaan Kandungan Serat Pangan pada Makanan Siap Saji Khas Indonesia yang Dianalisis dengan Menggunakan Nutrisurvey dan Enzimatik Gravimetri

Authors

  • Inggita Kusumastuty FKUB
  • Leny Budhi Harti FKUB
  • Sofie Ayu Misrina FKUB

Abstract

Serat pangan memiliki manfaat bagi kesehatan salah satunya mengontrol berat badan atau kegemukan. Terdapat dua metode dalam menentukan kandungan serat makanan yaitu uji laboratorium metode enzimatik gravimetri dan software contohnya nutrisurvey. Nutrisurvey tidak membutuhkan biaya yang mahal, praktis, dan cepat dibandingkan dengan uji laboratorium. Sementara, uji laboratorium merupakan metode yang dijadikan gold standart dalam menentukan kandungan gizi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan serat pangan pada 15 makanan siap saji khas Indonesia dengan menggunakan nutrisurvey dan enzimatik gravimetri serta melihat ada tidaknya perbedaan dari kedua metode tersebut. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analisis, yaitu sampel yang telah ditentukan kemudian dikumpulkan untuk diobservasi kandungan serat pangan. Data dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan serat pangan yang dianalisis dengan nutrisurvey memiliki rata-rata standar deviasi 5,10 + 4,28 gram. Serat pangan yang diuji dengan metode enzimatis gravimetri memiliki rata-rata standar deviasi 36,53 + 14,05 gram. Terdapat perbedaan yang signifikan antara serat pangan yang diuji dengan nutrisurvey dan enzimatik gravimetri (p = 0,00). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kandungan serat pangan pada analisis nutrisurvey dan enzimatik gravimetri.

Kata Kunci : Enzimatik gravimetri , Nutrisurvey, Serat pangan.

Author Biographies

Inggita Kusumastuty, FKUB

FKUB

Leny Budhi Harti, FKUB

FKUB

Sofie Ayu Misrina, FKUB

FKUB

References

(WHO) World Health Organization. Obesity and Overweight. (Online). 2015. Diakses 09 April 2015 http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/.

Gibney MJ et al. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. 2008. Hlm 235.

Santoso A. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Magistra. 2011; (75):35-40.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Jakarta. 2012. Hlm 28-29 .

Briend A dan Erhadt J. Linear Programming Module of Nutrisurvey. (Online). 2010. Diakses 19 Maret 2015. http//:www.nutrisurvey.de/lp/lp.htm.

Riwidikdo H. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisa Data dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Mitra Cendekia Press. 2009. Hlm 94-98.

Tucker LA dan Thomas KS. Increasing Total Fiber Intake Reduces Risk of Weight and Fat Gains in Women. J Nutr Rev. 2009;139:576-581.

Muchtadi D. Sayuran sebagai Sumber Serat Pangan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Degeneratif. Ulasan Ilmiah. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 2001;12(1):61-71.

Student Nutrition Awareness Campaign. Fact of Fiber. University of California. 2005.

Leveille GA dan Sauberlich HE. Mechanism of the Cholesterol Depressing Effect of Pectin in the Chilesterol Fed Rat. J Nutr. 1966; 88:209-214.

Vasilopoulou E et al. Compatibility of Computed and Chemically Determibed Macronutrients and Energy Content of Traditional Greek Recipes. Journal Of Food Composition and Analysis. 2013; 16:707 – 719.

Bedogni G et aI. Comparison of Food Composition Tables and Direct Chemical Analysis for the Assessment of Macronutrient Intake in Military Community. International Journal Of Food Science And Nutrition. 1999; 50:73- 79.

Anonim. Association of Anlytical Chemists (AOAC) International. Official Method. 2000; 985.29; 993.19;991.42.

Jelita K. Verifikasi Metode Analisis Serat Pangan dengan Metode AOAC dan Asp terhadap Parameter Repeatability, Selektivitas, dan Ruggedness. (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor. 2011.

Aniola J. A Comparison of Two Enzymatic Methods for the Analysis of Dietary Fiber in High-Fiber Preparations. Journal of Nauka Przyroda Technologie. 2007; 1(2):1-6.

Azizah AH dan Zainon H. Effect of Processing on Dietary Fiber Contents of Selected Legumes and Cereals. Mal J Nutr. 1997; 3:131-136.

Takeyama E, Yokokawa N, & Tanimura A. Changes in Polysaccharide Components and Metal Adsorption Ability of Soybean Dietary Fiber on Heating. Journal Of The Japanese Society Of Food Science And Technology. 1966; 43:231-237.

Lintas C dan Cappeloni M. Content and Composition of Dietary Fiber in Raw and Cooked Vegetables. Hum Nutr Food Sci Nutr. 1988; 42:117-124.

Van Soest JP. Use of Detergents in Analysis of Fibrous Feeds: III. Study of Effects of Heating and Drying on Yield of Fiber and Lignin in Forages. The Association Of Official Analytical Chemists International. 1965; 48:785–790.

Rodriguez R et al. Dietary Fibre from Vegetable Products as Source of Functional Ingredients. Trends in Food Science and Technology. 2006; 17: 3-5.

Downloads

Published

13-01-2017

How to Cite

Kusumastuty, I., Harti, L. B., & Misrina, S. A. (2017). Perbedaan Kandungan Serat Pangan pada Makanan Siap Saji Khas Indonesia yang Dianalisis dengan Menggunakan Nutrisurvey dan Enzimatik Gravimetri. Majalah Kesehatan, 3(4), pp.196–203. Retrieved from https://majalahfk.ub.ac.id/index.php/mkfkub/article/view/111

Issue

Section

Original Research Article